1. Konsep teori informasi
Komunikasi sekarang telah memiliki beberapa macam konsep dan
teori yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri.
Komunikasi juga semakin berkembang seiring berkembangnya teknologi informasi
yang memakai komunikasi sebagai fokus kajiannya.
teori komunikasi klasik menurut Shannon
dan Weaver, teori yaitu matematis atau informasi yang berkembang setelah perang
dunia II . Teori yang termasuk ke dalam tradisi sibernetik ini mengkaji
bagaimana mengirim sejumlah informasi yang maksimum melalui saluran yang ada.
Tentunya teori ini memiliki kelebihan dan kelemahan jika dibandingkan dengan teori-teori lainnya. Apakah teori ini masih relevan atau justru sudah tidak dapat disentuh sama sekali. Namun, kita tidak bisa menafikkan kontribusiShannon dan Weaver dalam memberikan inspirasi ahli-ahli
komunikasi berikutnya yang terus mengembangkan teorinya seperti Gerbner,
Newcomb, Westley dan MacLean, dan lain-lain.
Tentunya teori ini memiliki kelebihan dan kelemahan jika dibandingkan dengan teori-teori lainnya. Apakah teori ini masih relevan atau justru sudah tidak dapat disentuh sama sekali. Namun, kita tidak bisa menafikkan kontribusi
Teori Informasi atau Matematis
1. Konteks Sejarah
Salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver. 1949 b), Mathematical Theory of Communication.
Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya (encoding dan decoding). Titik perhatiannya terletak pada akurasi dan efisiensi proses. Proses yang dimaksud adalah komunikasi seorang pribadi yang bagaimana ia mempengaruhi tingkah laku atau state of mind pribadi yang lain. Jika efek yang ditimbulkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan komunikasi. Ia melihat ke tahap-tahap dalam komunikasi tersebut untuk mengetahui di mana letak kegagalannya. Selain itu, mazhab proses juga cenderung mempergunakan ilmu-ilmu sosial, terutama psikologi dan sosiologi, dan cenderung memusatkan dirinya pada tindakan komunikasi.
Teori informasi juga dapat menitikberatkan titik perhatiannya pada sejumlah sinyal yang lewat melalui saluran atau media dalam proses komunikasi.Konsep dasar dalam teori informasi adalah entropi dan redundansi-konsep yang dipinjam dari thermodynamics. Kedua konsep ini saling mempengaruhi dan bersifat sebab akibat (kausatif). Di mana entropi akan sangat berpengaruh terhadap redundansi yang timbul dalam proses komunikasi.
Entropi
Entropi adalah konsep keacakan, di mana terdapat suatu keadaan yang tidak dapat dipastikan kemungkinannya. Entropi timbul jika prediktabilitas/kemungkinan rendah (low predictable) dan informasi yang ada tinggi (high information).
1. Konteks Sejarah
Salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver. 1949 b), Mathematical Theory of Communication.
Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya (encoding dan decoding). Titik perhatiannya terletak pada akurasi dan efisiensi proses. Proses yang dimaksud adalah komunikasi seorang pribadi yang bagaimana ia mempengaruhi tingkah laku atau state of mind pribadi yang lain. Jika efek yang ditimbulkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan komunikasi. Ia melihat ke tahap-tahap dalam komunikasi tersebut untuk mengetahui di mana letak kegagalannya. Selain itu, mazhab proses juga cenderung mempergunakan ilmu-ilmu sosial, terutama psikologi dan sosiologi, dan cenderung memusatkan dirinya pada tindakan komunikasi.
Teori informasi juga dapat menitikberatkan titik perhatiannya pada sejumlah sinyal yang lewat melalui saluran atau media dalam proses komunikasi.Konsep dasar dalam teori informasi adalah entropi dan redundansi-konsep yang dipinjam dari thermodynamics. Kedua konsep ini saling mempengaruhi dan bersifat sebab akibat (kausatif). Di mana entropi akan sangat berpengaruh terhadap redundansi yang timbul dalam proses komunikasi.
Entropi
Entropi adalah konsep keacakan, di mana terdapat suatu keadaan yang tidak dapat dipastikan kemungkinannya. Entropi timbul jika prediktabilitas/kemungkinan rendah (low predictable) dan informasi yang ada tinggi (high information).
(prediktabilitas). Informasi adalah sebuah ukuran
ketidakpastian, atau entropi, dalam sebuah situasi. Semakin besar
ketidakpastian, semakin besar informasi yang tersedia dalam proses komunikasi.
Ketika sebuah situasi atau keadaan secara lengkap dapat dipastikan
kemungkinannya atau dapat diprediksikan-highly predictable, maka informasi
tidak ada sama sekali. Kondisi inilah yang disebut dengan negentropy.
Redundansi
Konsep kedua yang merupakan kebalikan dari entropi adalah redundansi. Redudansi adalah sesuatu yang bisa diramalkan atau diprediksikan (predictable). Karena prediktabilitasnya tinggi (high predictable), maka informasi pun rendah (low information). Fungsi dari redundan dalam komunikasi menurutShannon
dan Weaver ada dua, yaitu yang berkaitan dengan masalah teknis dan yang
berkaitan dengan perluasan konsep redundan itu sendiri ke dalam dimensi sosial.
Contoh dari fungsi redundansi misalnya pada pemaknaan seni populer (popular art) yang lebih redundan dari pada seni bercita rasa tinggi (highbrow art). Hal ini dikarenakan seni populer lebih mudah untuk dicerna dan dipahami oleh banyak khalayak dari pada seni bercita rasa tinggi di mana khalayak yang mengerti hanya beberapa golongan elit saja.
Redundansi
Konsep kedua yang merupakan kebalikan dari entropi adalah redundansi. Redudansi adalah sesuatu yang bisa diramalkan atau diprediksikan (predictable). Karena prediktabilitasnya tinggi (high predictable), maka informasi pun rendah (low information). Fungsi dari redundan dalam komunikasi menurut
Contoh dari fungsi redundansi misalnya pada pemaknaan seni populer (popular art) yang lebih redundan dari pada seni bercita rasa tinggi (highbrow art). Hal ini dikarenakan seni populer lebih mudah untuk dicerna dan dipahami oleh banyak khalayak dari pada seni bercita rasa tinggi di mana khalayak yang mengerti hanya beberapa golongan elit saja.
2. PESAN DAN MAKNA
Pesan(message) adalah informasi yang di komunikasikan kepada
orang lain atau
khalayak dari isi komunikasi yang memiliki nilai yang
disampaikna oleh seseorang komunikator,pesan juga bersipat menghibur,informatif,edukatif,persuasif
dan juga bersipat propaganda,menurut Dr.Turnomo Rahadjo pesan dan
makna yaitu Communication may have intentional and unintentional effects “apa
yang kita katakana dan lakukan tidak selalu dimaknain oranglain seperti yang
kita kehendaki.setiap orang memiliki otonomi (free will)dalam memaknai suatu
realitas.moralitas dari hal tersebut:jangan pernah menyatakan diri paling benar
karena kalau demikian akan menimbulkan polarized.
3. MASALAH BAHASA DALAM
KOMUNIKASI
Bahasa dalam komunikasi dalam penelitian ini merupakan salah
satu faktor yang menjadi penentu terhadap tinggi atau rendahnya partisipasi
masyarakat. Desa Wonogoro merupakan salah satu desa yang komunikasi
masyarakatnya adalah menggunakan bahasa Jawa dimana mayoritas masyarakat
sekelilingnya adalah masyarakat yang berbahasa madura. Sedangkan yang dimaksud
dengan bahasa dalam komunikasi adalah adanya penggunaan bahasa Indonesia dan
bahasa Jawa oleh Kepala desa dalam penyampaian berbagai informasi pembangunan,
dengan latar belakang pendidikan yang relatif cukup rendah sehingga kadang
tidak mengerti dengan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang
wajib untuk digunakan, sehingga komunikasi yang digunakan adalah menggunakan
bahasa Jawa dan juga bahasa Indonesia.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah ada perbedaan pengaruh dalam komunikasi kepemimpinan Kepala Desa antara
yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa terhadap partisipasi
masyarakat desa Wonogoro Kec. Lumbang Kab. Probolinggo.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori “The
Conditions of Success in Communications” ( kondisi sukses dalam komunikasi )
yang berkaitan dengan komunikasi tatap muka yang dianggap sangat penting
digunakan oleh komunikator (Kepala desa) dalam menyampaikan informasi sehingga
dapat diterima dan dipahami oleh komunikan (masyarakat).
Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan 2
variabel yaitu bahasa dalam komunikasi (variabel X) dan partisipasi masyarakat
(variabel Y).
Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah masyarakat
desa Wonogoro yang berjenis kelamin laki-laki, usia antara 30 sampai 70 tahun.
Sedangkan sampel yang digunakan yaitu teknik Cluster Random Sampling. Untuk
menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan perhitungan sampel menurut
Winarno Surakhmad dimana disebutkan apabila sampel berjumlah diatas 100 orang
maka diambil 25 % nya. Jadi 325 X 25 % = 81,25, sehingga menjadi 82 orang.
Sedangkan tehnik pengumpulan datanya menggunakan angket, observasi
dan dokumentasi sebagai pelengkap data.
Data yang diperoleh akan dihitung secara statistik dengan
menggunakan rumus Analisis Regresi linier sederhana dan Analisis Korelasi
Product Moment.
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh
F hitung sebesar 21, 972 dan F tabel pada taraf signifikan 5 % menunjukkan
nilai sebesar 3,96. Maka hipotesa penelitian ini diterima (HI) dan (HO)
ditolak. Besarnya pengaruh yang terjadi diketahui dengan melihat nilai
koefisien determinasi sebesar 0,464. Selanjutnya nilai koefisien determinasi
dikalikan 100 %, sehingga dapat diketahui kalau pengaruh bahasa dalam
komunikasi terhadap partisipasi masyarakat adalah 21,5%.
Daftar pustaka:
Milke Tri Hartanti Dept. of Communication Science
Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu Komunikasi: Teori dan
Praktek. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya
Effendy, Onong Uchjana. (1992). Spektrum Komunikasi.Bandung : Penerbit Mandar Maju
Fiske, John. (1999). Introduction To Communication Studies. 2nd Edition.London : Guernsey Press Co Ltd
Griffin , EM.
(2003). A First Look at Communication Theory, 5th Edition. USA :
McGraw-Hill
Littlejohn, Stephen W. (2002). Theories of Human Communication.USA : Wadsworth
Group
Miller, Katherine. (2002). Communication Theories: Perspectives, Processes, and Contexts.USA :
McGraw Hill
Mulyana, Deddy. (2003). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar.Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Susanto, Astrid. S. (1977). Komunikasi Kontemporer.Jakarta : Penerbit Binaciptahttp://jurusankomunikasi.blogspot.com
Effendy, Onong Uchjana. (1992). Spektrum Komunikasi.
Fiske, John. (1999). Introduction To Communication Studies. 2nd Edition.
Littlejohn, Stephen W. (2002). Theories of Human Communication.
Miller, Katherine. (2002). Communication Theories: Perspectives, Processes, and Contexts.
Mulyana, Deddy. (2003). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar.
Susanto, Astrid. S. (1977). Komunikasi Kontemporer.
Milke Tri Hartanti Dept. of Communication Science,
Dr.Turnom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar