1.
PROSES DAN KARAKTERISTIK ISI PESAN KOMUNIKASI MASA
Dengan mengikuti formula Lasswell dapat di pahami bahwa dalam Proses
Komunikasi Massa terdapat lima
unsur dalam proses komunikasi, yaitu :
- Who (siapa) : Komunikator, orang yang
menyampaikan pesan dalam proses komunikasi massa, bisa perorangan atau mewakili
suatu lembaga, organisasi maupun instansi. Segala masalah yang
bersangkutan dengan unsur “ siapa” memerlukan analisis kontrol (control
analysis) yaitu analisis yang merupakan subdivisi dari riset lapangan.
- Says What (apa yang dikatakan) : pernyataan
umum, dapat berupa suatu ide, informasi, opini, pesan, dan sikap, yang
sangat erat kaitannya dengan masalah analisis pesan.
- In Which Channel (melalui saluran apa) : media
komunikasi atau saluran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan
komunikasi. Dalam hal ini dapat digunakan primary technique,
secondary technique, direct communication atau indirect
communication (Edward Sapir dalam Dasar-dasar Retorika,
Komunikasi dan Informasi, Lathief Rousydi, 1985: 68).
- To Whom (Kepada Siapa) : Komunikan atau audience
yang menjadi sasaran komunikasi. Kepada siapa pernyataan tersebut
ditujukan, berkaitan dengan masalah penerima pesan. Dalam hal ini
diperlukan adanya analisis khalayak (audience analysis).
- With What Effect (dengan efek apa) : hasil yang
dicapai dari usaha penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang
dituju. Berkaitan dengan efek ini diperlukan adanya analisis efek.
Karakteristik Isi Pesan Komunikasi Massa:
Isi pesan komunikasi massa terutama adalah
pikiran, ada kalanya juga perasaan, tetapi hanya merupakan faktor pengaruhnya
saja. Lambang (symbol) umumnya adalah bahasa. Pentingnya bahasa sebagai
lambang, oleh karena tanpa bahasa, pikiran sebagai isi pesan tidak mungkin
dikomunikasikan.
Lambang utama pada media radio
adalah bahasa lisan, pada surat
kabar bahasa tulisan, pada film dan televisi adalah gambar. Pesan yang
disiarkan media massa
bersifat umum. Penataan pesan bergantung pada sifat media yang berbeda antara
satu sama lainnya. Disini dimensi seni tampak berperan, dalam menata suatu
pesan. Tanpa dimensi seni sebagai unsur penata pesan, tak mungkin media surat kabar, majalah,
radio, televisi dan film dapat memikat perhatian dan memukau khalayak yang pada
gilirannya mengubah sikap, pandangan dan perilaku.mereka.
2.
PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KOMUNIKASI MASA
Pengertian Komunikasi Massa
:
Definisi komunikasi massa yang
paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003 : 188),
yakni Komunikasi Massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated
through a mass medium to a large number of people). Dari definisi terebut
dapat diketahui bahwa Komunikasi Massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun
komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di
lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orag, jika tidak
menggunakan media massa,
maka itu bukan Komunikasi Massa.
Definisi Komunikasi Massa yang lebih
terperinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut
Gerbner (1967) “mass communication is the technologically and institutionally
based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of
messages in industrial societies“. (Komunikai Massa
adalah produksi dan distribusiyang
berdasarkan tekhnologi dan lembaga dari arus pesan
yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat
industry (Rakhmat, 2003 : 188).
Definisi Komunikasi Massa dari
Meletzke berikut ini memperlihatkan sifat dan cirri komunikasi yang satu
arah dan tidak langsung sebagai akibat dari penggunaan media massa, juga sifat pesannya
yang terbuka untuk semua orang. Dalam definisi Meletzke, Komunikasi Massa
diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara
terbuka melalui media penyebaran teknis
secara tidak langsung dansatu arah pada publik yang
tersebar (Rakhmat, 2003 : 18) istilah tersebar menunjukkan bahwa
komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi
tersebar di berbagai tempat.
Definisi Komunikasi Massa menurut
Freidson dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa
komunikasi massa
dialamatkan kepada sejumlah populasidari berbagai kelompok, dan bukan hanya
satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai
anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi
agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang
yang mewakili berbagai lapisan masyarakat (Rakhmat, 2003 : 188).
Definisi Komunikasi Massa yang
dikemukakan wright, ialah bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari
corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut:
diarahkan pada khalayak yang relatife
besar, heterogen dan anonim; pesan disampaikan
secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak
secaraserentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau
bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya
besar. Definisi Wright mengemukakan karakteristik komunikan secara khusus,
yakni anonim dan heterogen. Ia juga menyerbutkan pesan diterima
komunikan secara serentak (simultan) pada waktu yang sama,
serta sekilas(khusus untuk media elektronik, seperti radio siaran dan televisi).
Kompleksnya Komunikasi Massa
dikemukakan oleh Severin dan Tankard Jr., 1992 : 3), dalam
bukunya Communicatio Theories: Origins, Methods, And Uses In The Mass
Mediayang definisinya diterjemahkan oleh Effendy sebagai berikut: “Komunikasi
Massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu.
Ahli Komunikasi lainnya, Joseph
A. Devito merumuskan definisi Komunikasi Massa yang pada intinya merupakan
penjelasan tentang pengertian massa
serta tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakan defisinya dalam
dua item, yakni: “pertama, Komunikasi massa
adalah komunikasi yang ditunjukkan kepada massa,
kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayal
meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini
berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agar sukar untuk
didefinisikan. Kedua, Komunikasi Massa adalah komunikasi yang disalurkan
oleh pemancar-pemancar yang audio dan/ atau visual. Komunikasi barangkali akan
lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi,
radio siaran, surat
kabar, majalah dan film” (Effendy, 1986: 26)
Menyimak berbagai definisi
Komunikasi Massa
yang dikemukakan para ahli komunikasi, tampaknya tidak ada perbedaan yang
mendasar atau prinsip, bahkan definisi-definisi itu satu sama lain saling
melengkapi. Hal ini telah memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian
Komunikasi Massa. Bahkan, secara tidak langsung dari pengertian komunikasi massa dapat diketahui pula cirri-ciri komunikasi massa yang membedakannya
dari bentuk komunikasi lainnya.
Rakhmat merangkum
definisi-definisi Komunikasi Massa tersebut menjadi: “Komunikasi Massa
diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang
tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga
pesan yang sama dapat dfiterima secara serentgak dan sesaat (Rakhmat, 2003:
189).
Karakteristik Komunikasi Massa:
- Komunikator Terlembagakan
Ciri Komunikasi
Massa yang pertama adalah Komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik.
- Pesan Bersifat Umum
Komunikasi Massa
itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan
tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya,
pesan komunikasi massa
bersifat umum.
- Komunikannya Anonim dan Heterogen
Komunikan pada
komunikasi massa
bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi antarpesona, komunikator
akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti: nama,
pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan
perilakunya.
- Media Massa
Menimbulkan Keserempakan
Kelebihan
Komunikasi Massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran
khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas.
Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada
waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
- Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Salah satu
prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi
hubungan (Mulyana, 2000: 99). Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi
komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan
bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para
peserta komunikasi itu. Sementara Rakhmat (2003) menyebutnya sebagai proporsi
unsur isi dan unsure hubungan.
- Komunikasi Massa
Bersifat Satu Arah
Selain ada ciri
yang merupakan keunggulan komunikasi massa
dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga cirri komunikasi massa yang merupakan
kelemahannya. Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya
tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan,
komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat
melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesona.
Dengan kata lain, komunikasi massa
itu bersifat satu arah.
- Stimulasi Alat Indra Terbatas
Ciri Komunikasi
Massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya, adalah stimulasi
alat indra yang terbatas. Pada komunikasi antarpesona yang bersifat tatap muka,
maka seluruh alat indra pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat
digunakan secara maksimal.
- Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung
(Indirect)
Komuponen Umpan
Balik atau yang lebih popular dengan sebutan feed-back merupakan
faktor penting dalam proses komunikasi antarpesona, komunikasi kelompok, dan
komunikasi massa.
Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang
disampaikan oleh komunikan.
Umpan balik sebagai respons
mempunyai volume yang tidka terbatas pada komunikasi antarpesona. Bila penulis
memberikan kuliah pasa anda secara tatap muka, penulis akan memperhatikan bukan
saja ucapan anda, tetapi juga kedipan mata, gerak bibir, posisi tubuh, intonasi
suara, dan gerakan lainnya yang dapat penulis artikan. Semua symbol tersebut
merupakan umpan balik yang penulis terima lewat seluruh alat indra penulis.
Umpan Balik ini bersifat langsung (direct), atau segera (immediate). Seedangkan
dalam proses komunikasi massa,
umpan balik bersifat tidak langsung (indirect) dan tertunda (delayed). Artinya,
komunikator komunikasi massa
tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan
yang disampaikannya.
3.
Fungsi Komunikasi Massa:
Fungsi
Komunikasi Massa menurut Dominick (2001) terdiri dari:
1.
Surveillance (pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa
dibagi dalam bentuk utama:
(a). warning or beware surveillance (pengawasan
peringatan); (b). instrumental surveillance(pengawasan instrumental).
Fungsi pengawasan
peringatan terjadi ketika media massa
menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi,
kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer.
Fungsi pengawasan
instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki
kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.
2. Interpretation (penafsiran)
Fungsi
penafsiran hamper mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data,
tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting.
Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang
dimuat atau ditayangkan.
Contoh nyata
penafsiran media dapat dilihat pada halaman tajuk rencana (editorial) surat kabar. Penafsiran
ini berbentuk komentar dan opini yang ditujukan pada khalayak pembaca, serta
dilengkapi perspektif (sudut pandang) terhadap berita yang disajikan pada
halaman lainnya.
3. Linkage (pertalian)
Media massa dapat menyatukan
anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage atau
(pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
4. Transmission
of Values (penyebaran nilai-nilai)
Fungsi
penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga
disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara,
dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok.
5. Entertainment (hiburan)
Sulit dibntah
lagi bahwa pada kenyataannya hamper semua media menjalankan fungsi hiburan.
Televisi adalah media massa
yang mengutamakan sajian hiburan. Hamper tiga perempat bentuk siaran televisi
setiap hari merupakan tayangan hiburan. Begitu pun radio siaran, siarannya
banyak memuat acara hiburan. Memnag ada beberapa stasiun televisi dan radio
siaran yang lebih mengutamakan tayangan berita. Demikian pula halnya dengan
majalah. Tetapi, ada beberapa majalah yang lebih lebih mengutamakan berita
seperti Time dan News week, Tempo dan Gatra.
Sementara itu, Effendy (1993)
mengemukakan fungsi komunikasi massa
secara umum adalah:
1.
Fungsi Informasi
Fungsi
memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca,
pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan
sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu
merasa haus akan informasi yang terjadi.
2.
Fungsi Pendidikan
Media massa merupakan sarana
pendidikan bagi khalayak (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya
mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika,
serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui
drama, cerita, diskusi dan artikel. Contohnya, dalam televisi swasta ada acara
pendidikan bagi ibu dan balita yang dipandu oleh orang-orang yang berkompeten
dalam bidang-bidang yang ada kaitannya dengan pendidikan anak-anak.
3.
Fungsi Memengaruhi
Fungsi
memengaruhi dari media massa
secara implicit terdapat pada tajuk/editorial,features, iklan, artikel,
dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan
televisi ataupun surat
kabar.
Menurut Devito (1996)
menyebutkan fungsi komunikasi massa
secara khusus, adalah:
1.
Fungsi Meyakinkan (to persuade)
Fungsi
Komunikasi Massa secara umum antara lain memberikan hiburan kepada khalayaknya.
Namun ada fungsi yang tidak kalah penting dari media massa yaitu fungsi meyakinkan atau persuasi.
Menurut Devito (1996), persuasi bisa datang dalam bentuk:
a. Mengukuhkan
atau memperkuat sifat, kepercayaan atau nilai seseorang;
b. Mengubah
sikap, kepercayaan atau nilkai seseorang;
c. Mengerakan
seseorang untuk melakukan sesuatu; dan
d. Memperkenalkan
etika atau menawarkan sistem nilai tertentu.
2.
Fungsi Mengerahkan Status
Penganugerahan
Status (status conferral) terjadi apabila berita yang disebarluaskan
melaporkan kegiatan individu-individu tertentu sehingga prestise (gengsi)
mereka meningkat.
3.
Fungsi Membius (narcotization)
Salah satu
fungsi media massa
yang pakling menarik dan paking banyak dilupakan adalh fungsi membiusnya
(narcotization) ini berarti bahwa apabila media menyajikan informasi tentang
sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu harus diambil. Sebagai
akibatnya, pemirssa atau penerima terbius kedalam keadaan pasif, seakan-akan
berada dalam pengaruh narkotik (Devito, 1996).
4.
Fungsi Menciptakan Rasa Kebersatuan
Fungsi
Komunikasi Massa yang tidak banyak disadari oleh kita semua adalah
kemam-puannya untuk membuat kita merasa menjadi anggota suatru kelompok.
Sebagai contoh, seseorang yang sedang sendirian, ke-sepian dirumah yang besar,
duduk diruang keluarga sambil minum teh dan menonton televisi.
5.
Fungsi Privatisasi
Privatisasi
adalh kecenderungan bagi seseorang untuk menarik diri dari sekelompok social
dan mengucilkan diri kedaqlam dunianya sendiri. Beberapa ahli berpendapat bahwa
berlimpahnya informasi yang dijejalkan kepada kita telah membuat kita merasa
kekurangan laporan yang gencar tentang perang, inflasi, kejahatan, dan
pe-ngangguran membuat sebagian orang merasa begitu putus asa sehingga mereka
menarik diri kedalam dunia mereka sendiri.
4.
Dampak Komunikasi Massa:
Media Massa secara pasti
mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Bukti sederhana terjadi pada
seorang remaja laki-laki yang mengenakan topi seperti yang dipakai aktor dalam
satu tayangan komedi ditelevisi. Anak-anak lainnya pun dengan segera meniru
budayanya, sosial dan politik dipengaruhi oleh media (Agee, 2001).
Media membentuk opini public
untuk membawanya pada perubahan yang signifikan. Kampanye nasional larangan
merokok ditempat-tempat umum memiliki kekuatan pada pertengahan tahun 1990-an
dengan membanjirnya berita-berita tentang bahaya merokok bagi kesehatan perokok
pasif. Public pun mendukung Presiden Clinton yang mengemukakan isu nasional
tahun 1995, yaitu diberlakukannya peraturan pemerintah federal tentang larangan
merokok bagi anak remaja. Kampanye serupa tentang pencegaha penyakit AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome)dilakukan melalui media massa
disini secara instan media massa dapat membentuk
kristalisasi opini publik untuk melakukan tindakan tertentu kadang-kadang
kekuatan media massa
hanya sampai ranah sikap (Agee, 2001: 24-25).
Dominick (2000) menyebutkan
tentang dampak komunikasi massa
pada pengetahuan, persepsi dan sikap orang-orang. Media massa, terutama televisi, yang menjadi agen
sosilisasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan penting dalam transmisi
sikap, persepsi dan kepercayaan.
Isi pesan komunikasi massa terutama adalah
pikiran, ada kalanya juga perasaan, tetapi hanya merupakan faktor pengaruhnya
saja. Lambang (symbol) umumnya adalah bahasa. Pentingnya bahasa sebagai
lambang, oleh karena tanpa bahasa, pikiran sebagai isi pesan tidak mungkin
dikomunikasikan.
Lambang utama pada media radio
adalah bahasa lisan, pada surat
kabar bahasa tulisan, pada film dan televisi adalah gambar. Pesan yang
disiarkan media massa
bersifat umum. Penataan pesan bergantung pada sifat media yang berbeda antara
satu sama lainnya. Disini dimensi seni tampak berperan, dalam menata suatu
pesan. Tanpa dimensi seni sebagai unsur penata pesan, tak mungkin media surat kabar, majalah,
radio, televisi dan film dapat memikat perhatian dan memukau khalayak yang pada
gilirannya mengubah sikap, pandangan dan perilaku.mereka.
Sumber: Buku Komunikasi Massa