Jumat, 02 Desember 2011

9. PRINSIP DASAR KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


1. Karakteristik Sumber

Sumber merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan komunikasi. Dalam hal ini, ada 3 (tiga) karakteristik sumber yang perlu diperhatikan yaitu:

  1. Credibility (kredibilitas)
Menunjuk pada suatu kondisi di mana si sumber dinilai mempunyai pengetahuan, keahlian, atau pengalaman yang relevan dengan topik pesan yang disampaikannya, sehingga pihak penerima menjadi percaya bahwa pesan yang disampaikannya itu bersifat objektif.

  1. Attractiveness (daya tarik)
Apabila sumber dinilai “menarik” oleh penerima, maka upaya meyakinkan dan persuasi akan lebih cepat berhasil karena adanya proses identifikasi dalam diri pihak penerima.

  1. Power (kekuasaan/kekuatan)
Secara umum dapat terjadi dalam empat cara, diantaranya kharisma, wibawa otoritas, kompetensi atau keahlian, compliance atau pemenuhan.
Dengan demikian dari segi sumber keberhasilan komunikasi ditentukan oleh kredibilitas, daya tarik, serta kekuatan/kekuasaannya untuk mempengaruhi pihak penerima.
                                           

2. Bentuk dan Teknik Perjanjian Pesan

Bentuk dan teknik penyajian pesan pada dasarnya mencakup 2 (dua) aspek: struktur dan daya tarik (appeals). Struktur pesan menunjuk pada cara mengorganisasikan elemen-elemen pokok dari pesan. Cara pengaturan struktur pesan mencakup 3 (tiga) hal:

  1. Sisi pesan (Message sidedness)
Pesan dapat di susun secara satu sisi (one sided) atau dua sisi (two sided).  Penyusunan yang satu sisi memberikan penekanan hanya pada posisi kepentingan pihak pengirim pesan. Biasanya yang ditonjolkan hanya hal-hal yang menyangkut kekuatan/kelebihan atau aspek positif dari suatu ide atau produk yang akan dikomunikasikan. Sementara pada penyusunan pesan yang bersifat dua sisi (two sided), disamping segi kekuatan dan aspek positif hal-hal yang merupakan kekurangan/kelemahan atau aspek-aspek negative dari suatu ide atau produk yang akan dikomunikasikan  juga ditampilkan.

  1. Urutan Penyajian (Order of presentation)
Climax versus anti climax order berkaitan dengan teknik penyajian pesan yang bersifat satu sisi (one sided). Model climax order menunjuk pada cara penyusunan pesan, dimana argument terpenting/terkuat dari isi pesan ditempatkan pada bagian akhir. Jika argument tersebut ditempatkan pada bagian awal, disebut sebagai anti climax order, semenjtara jika ditempatkan di tengah-tengah disebut sebagai pyramidal order. Recency and primacy model berkaitan dengan penyajian pesan yang bersifat dua sisi (two sided). Primacy model menunjuk pada teknik penyajian atau penyusunan pesan di mana spek-aspek positif kekuatan dari ide satu produk ditempatkan pada bagian awal, jika aspek-aspek positif/kekuatan dari ide atau produk tersebut ditempatkan di bagian akhir disebut recency model.

  1. Penarikan kesimpulan (Drawing a conclusion)
Penarikan kesimpulan atas isi penjelasan tentang suatu ide atau produk yang dikomunikasikan dapat dilakukan secara langsung dan jelas (eksplisit) dalam arti bahwa dapat juga dilakukan secara tidak langsung (implisit) dalam arti bahwa penarikan kesimpulan diserahkan kepada pihak khalayak sendiri.

Sementara itu, ada 4 (empat) pendekatan yang dapat dipergunakan agar penyajian pesan menarik perhatian khalayak. Keempat pendekatan tersebut adalah: fear appeals, Rational appeals, emotional appeals, dan pendekatan humoris.

3. Karakteristik Saluran Komunikasi

Terdapat tiga saluran komunikasi yang dapat dipergunakan dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat: saluran komunikasi personal, media massa dan media tradisional. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Kombinasi penggunaan dari ketiga saluran komunikasi tersebut akan menghasilkan dampak yang lebih optimal.
Pemilihan satu atau beberapa media sebaiknya didasarkan atas 2 (dua) pertimbangan. Pertama, pertimbangan yang menyangkut karakteristik media. Kedua, pertimbangan yang menyangkut karakteristik isi dan penyajian pesan yang akan disampaikan (karakteristik kreatif).

4. Karakteristik Khalayak

Khalayak (audience), juga merupakan faktor penentu keberhasilan komunikasi. Karena, bagi komunikasi tentunya patokan keberhasilan upaya komunikasi yang di lakukan itu merupakan pesan-pesan yang disampaikan melalui suatu saluran medium dapat diterima/sampai ke khalayak sasaran, dipahami dan mendapatkan tanggapan positif, dalam arti sesuai dengan harapan"si komunikator. Khalayak bukanlah merupakan sekumpulan dari individu-individu yang bersikap dan bertindak “pasif”. Mereka aktif dan juga selektif. Terhadap isi pesan yang sama, boleh jadi akan terdapat perbedaan-perbedaan di kalangan khalayak mengenai perhatian, pemahaman, tanggapan serta tindakan yang timbul. Dalam hal ini Schramm (1974) menyatakan dengan tegas bahwa seorang perancang komunikasi yang baik tidak akan memulai upayanya dari "apa yang harus dikatakan", “saluran apa yang akan dipergunakan”, atau "bagaimana cara mengatakannya", melainkan terlebih dahulu mempertanyakan "Siapa yang akan menjadi saluran penyampaian pesan". Dalam proses komunikasi massa (komunikasi melalui media massa) irmplikasi dari pernyataan Schramm tersebut bahwa sebelum komunikasi mempengaruhi khalayak melalui pesan-pesan yang disebarluaskannya, khalayak telah terlebih dahulu mempengaruhi komunikator. Komunikator akan berubah mengumpulkan data dan informasi mengenai karakteristik dari para warga khalayak yang akan dijadikan sasarannya. Atas dasar hal-hal inilah baru komunikator. Komunikator akan berusaha menyimpulkan data dan informasi mengenai karakteristik dari para warga khalayak yang akan dijadikan sasarannya. Atas dasar hal-hal inilah baru komunikator akan dapat menentukan "apa" yang akan disampaikan dan "bagaimana" cara menyampaikannya.
Sumber: Pengantar Ilmu Komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja.

Terdapat sedikitnya 8 (delapan) karakteristik khalayak yang perlu diketahui. Delapan karakteristik tersebut adalah:

  1. Khalayak adalah penggarap informasi
  2. Penggaraf adalah problem solver
  3. Khalayak adalah mediator
  4. Khalayak selalu mencari pembela
  5. Khalayak adalah anggota kelompok
  6. Khalayak adalah kelompok
  7. Khalayak mempunyai selera
  8. Khalayak adalah khalayak suatu medium

8. KOMUNIKASI DAN BUDAYA


1. PERANAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Peranan Kebudayaan Bagi Manusia
Pada dasarnya manusia yang lahir dan berkembang mengikuti dan mencontoh nilai-nilai yang berada di lingkunganya, hal ini tidak terlepas dari peranan wilayah sekitar yang memberikan contoh dalam perkembangan pada setiap manusianya. Budaya memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan manusianya, sebagai contoh, setiap manusia memiliki naluri dan kemampuan menyerap apa yang menjadi contoh di kehidupanya, di ibaratkan sebuah balon gas berwarna warni yang dapat terbang di udara, kita melihat balon itu dapat terbang bukan berdasarkan warnanya, namun yang menjadi intinya adalah isi dari balon tersebut. Dari beberapa panjabaran diatas ada beberapa sedikit kesimpulan yang di ambil tentang makna kebudayaan, dimana kebudayaan sangat berperan penting dalam setiap kehidupan manusia sebagai landasan berfikir dan bertindak.

Dengan memaknai dan mengamalkan arti dari kebudayaan kita dapat menyimpulkan bahwasanya kebudayaan sebagai landasan dasar manusia untuk berkembang dan bertindak di dalam kehidupan. Jika kita mengutip perkataan dari beberapa tokoh seperti yang di utarakan Mohamad Hatta tentang kebudayaan, dimana kebudayaan selalu berkaitan dengan hal-hal yang bersifat baik, jadi kebudayaan menurut Hatta sendiri adalah suatu hal yang lebih ditekankan pada hal yang baik dan tidak terkesan negative. Sebagai contoh seorang mahasiswa yang belajar ilmu matematika dan kemudian dalam pengamalanya ilmu tersebut di gunakan bukan untuk hal yang bersifat negative namun ilmu tersebut di gunakan untuk membangun kehidupan sesama manusianya.

Proses humanisasi adalah hal yang harus ditekankan dalam kehidupan bermasyarakat, ketika manusia bisa memanusikan sesamanya, hal ini jelas sangat penting di tekankan di kehidupan kita. Pengaruh globalisasi yang terbentuk dalam ruang-ruang yang lebih sempit (glokalisasi) yang diutarakan Ritzer, sangatlah mengusik tatanan budaya pada masyarakat lokalnya. Cepatnya arus informasi, teknologi dan perputaran barang pada satu waktu yang bersamaan dapat memberikan kemudahan bagi manusianya, namun disisi lain hal ini sangat berpengaruh terhadap tatanan budaya lokalnya. Tatanan nilai-nilai lokal harus di pelihara sedemikian baik sehingga masyarakat dapat memfilter segala bentuk hal yang dapat merusak tatanan budaya masyarakat lokalnya.

Berkaca pada kondisi sekarang ini, begitu banyak kejadian yang mengusik hati kita, seperti ketika manusia tidak dapat menjaga sesamanya, kemiskinan yang tidak dapat di tuntaskan. Hal ini tidak terlepas dari rusaknya dan tidak berfungsinya manusia dalam mengamalkan makna kebudayaan yang sebenarnya. Budaya adalah sebagai dasar yang membentuk setiap prilaku manusianya, jika budaya yang bersifat baik dapat diamalkan maka tatanan kemanusiaan akan terjaga dengan baik, namun jika budaya sudah tidak bias lagi di pahami dan dimaknai dan terkesan terusak dan terabaikan maka akan timbul hal yang sebaliknya.

2. PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KOMUNIKASI

Samovar (1981: 38-46) membagi berbagai aspek kebudayaan ke dalam tiga pembagian besar unsure-unsur social budaya yang secara langsung sangat mempengaruhi penciptaan makna untuk persepsi, yang selanjutnya menentukan tingkah laku komunikasi. Pengaruh-pengaruh terhadap komunikasi ini sangat beragam dan mencakup semua segi kegiatan sosial manusia.


1.Sistem Keyakinan, Nilai dan Sikap Keyakinan
Keyakinan secara umum diartikan sebagai perkiraan secara subjektif bahwa sesuatu objek atau peristiwa ada hubungannya dengan objek atau peristiwa lain, atau dengan nilai, konsep, atribut tertentu. Singkatnya, suatu objek atau peristiwa diyakini memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Keyakinan ini mempunyai derajat kedalaman atau intensitas tertentu.

2. Nilai
Nilai atau nilai-nilai merupakan aspek evaluatif dari system keyakinan, nilai, dan sikap. Dimensi-dimensi evaluatif mencakup kualitas-kualitas seperti kegunaan, kebaikan, estetika, kemampuan memuaskan kebutuhan dan pemberian kepuasan. Walaupun nilai-nilai bisa bersifat unik dan individual, tetapi ada pula yang sudah cenderung merasuk dalam suatu kebudayaan, yakni yang disebut nilai-nilai kebudayaan.

3. Sistem Sikap

Kepercayaan atau keyakinan serta nilai-nilai melandasi perkembangan dan isi dari system sikap. Secara formal, sikap dirumuskan sebagai kecenderungan yang dipelajari untuk memberikan respons (tanggapan) secara konsisten terhadap objek orientasi tertentu. Sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu:
(1) Komponen kognisi atau keyakinan,
(2) Komponen evaluasi, dan (3) Komponen intensitas atau harapan. Intensitas dari sikap berlandaskan pada derajat penyaluran akan kebenaran dari sikap keyakinan dan evaluasi.

4. pandangan hidup tentang dunia
pandangan hidup merupakan orientasi suatu kebudayaan terhadap hal-hal seperti manusia, alam semesta dan masalah-masalah filsafat lainnya yang berkaitan dengan konsep keberadaan (being). Singkatnya, pandangan hidup membantu kita untuk menentukan tempat dan tingkat kita sendiri dalam alam semesta ini.

3. KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DAN PEMAKAIANNYA

Yang dimaksudkan dengan komunikasi antarbudaya komunikasi antara orang-orang yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda-beda. Perbedaan budaya tersebut dapat mulai dari tingkat individu, kelompok sosial, etnis/ras, negara, hingga dunia. Dalam komunikasi antarbudaya dikenal pula interaksi antara kebudayaan dominan dan kebudayaan sub ordinat.
Perbedaan budaya dapat menimbulkan konflik. Untuk masa kini komunikasi antarbudaya telah menjadi pusat perhatian orang, baik sebagai individu, domestik, maupun internasional. Komunikasi antarbudaya juga penting dalam melaksanakan difusi inovasi.


sumber : buku pengantar ilmu komunikasi , http://alayyubi23.blogspot.com/2011/04/belajar-komunikasi-2.html


http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia

7. KOMUNIKASI MASA


1. PROSES DAN KARAKTERISTIK ISI PESAN KOMUNIKASI MASA

Dengan mengikuti formula Lasswell dapat di pahami bahwa dalam Proses Komunikasi Massa terdapat lima unsur dalam proses komunikasi, yaitu :

  1. Who (siapa) : Komunikator, orang yang menyampaikan pesan dalam proses komunikasi massa, bisa perorangan atau mewakili suatu lembaga, organisasi maupun instansi. Segala masalah yang bersangkutan dengan unsur “ siapa” memerlukan analisis kontrol (control analysis) yaitu analisis yang merupakan subdivisi dari riset lapangan.

  1. Says What (apa yang dikatakan) : pernyataan umum, dapat berupa suatu ide, informasi, opini, pesan, dan sikap, yang sangat erat kaitannya dengan masalah analisis pesan.

  1. In Which Channel (melalui saluran apa) : media komunikasi atau saluran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi. Dalam hal ini dapat digunakan primary technique, secondary technique, direct communication atau indirect communication (Edward Sapir dalam Dasar-dasar Retorika, Komunikasi dan Informasi, Lathief Rousydi, 1985: 68).

  1. To Whom (Kepada Siapa) : Komunikan atau audience yang menjadi sasaran komunikasi. Kepada siapa pernyataan tersebut ditujukan, berkaitan dengan masalah penerima pesan. Dalam hal ini diperlukan adanya analisis khalayak (audience analysis).

  1. With What Effect (dengan efek apa) : hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju. Berkaitan dengan efek ini diperlukan adanya analisis efek.

Karakteristik Isi Pesan Komunikasi Massa:

Isi pesan komunikasi massa terutama adalah pikiran, ada kalanya juga perasaan, tetapi hanya merupakan faktor pengaruhnya saja. Lambang (symbol) umumnya adalah bahasa. Pentingnya bahasa sebagai lambang, oleh karena tanpa bahasa, pikiran sebagai isi pesan tidak mungkin dikomunikasikan.
Lambang utama pada media radio adalah bahasa lisan, pada surat kabar bahasa tulisan, pada film dan televisi adalah gambar. Pesan yang disiarkan media massa bersifat umum. Penataan pesan bergantung pada sifat media yang berbeda antara satu sama lainnya. Disini dimensi seni tampak berperan, dalam menata suatu pesan. Tanpa dimensi seni sebagai unsur penata pesan, tak mungkin media surat kabar, majalah, radio, televisi dan film dapat memikat perhatian dan memukau khalayak yang pada gilirannya mengubah sikap, pandangan dan perilaku.mereka.

2. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KOMUNIKASI MASA

Pengertian Komunikasi Massa :

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003 : 188), yakni Komunikasi Massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi terebut dapat diketahui bahwa Komunikasi Massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orag, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan Komunikasi Massa.

Definisi Komunikasi Massa yang lebih terperinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) “mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies“. (Komunikai Massa adalah produksi dan distribusiyang berdasarkan tekhnologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry (Rakhmat, 2003 : 188).

Definisi Komunikasi Massa dari Meletzke berikut ini memperlihatkan sifat dan cirri komunikasi yang satu arah dan tidak langsung sebagai akibat dari penggunaan media massa, juga sifat pesannya yang terbuka untuk semua orang. Dalam definisi Meletzke, Komunikasi Massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dansatu arah pada publik yang tersebar (Rakhmat, 2003 : 18) istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.

Definisi Komunikasi Massa menurut Freidson dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasidari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat (Rakhmat, 2003 : 188).

Definisi Komunikasi Massa yang dikemukakan wright, ialah bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatife besar, heterogen dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secaraserentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar. Definisi Wright mengemukakan karakteristik komunikan secara khusus, yakni anonim dan heterogen. Ia juga menyerbutkan pesan diterima komunikan secara serentak (simultan) pada waktu yang sama, serta sekilas(khusus untuk media elektronik, seperti radio siaran dan televisi).

Kompleksnya Komunikasi Massa dikemukakan oleh Severin dan Tankard Jr., 1992 : 3), dalam bukunya Communicatio Theories: Origins, Methods, And Uses In The Mass Mediayang definisinya diterjemahkan oleh Effendy sebagai berikut: “Komunikasi Massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu.

Ahli Komunikasi lainnya, Joseph A. Devito merumuskan definisi Komunikasi Massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakan defisinya dalam dua item, yakni: “pertama, Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukkan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayal meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agar sukar untuk didefinisikan. Kedua, Komunikasi Massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan/ atau visual. Komunikasi barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio siaran, surat kabar, majalah dan film” (Effendy, 1986: 26)

Menyimak berbagai definisi Komunikasi Massa yang dikemukakan para ahli komunikasi, tampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip, bahkan definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini telah memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian Komunikasi Massa. Bahkan, secara tidak langsung dari pengertian komunikasi massa dapat diketahui pula cirri-ciri komunikasi massa yang membedakannya dari bentuk komunikasi lainnya.

Rakhmat merangkum definisi-definisi Komunikasi Massa tersebut menjadi: “Komunikasi Massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat dfiterima secara serentgak dan sesaat (Rakhmat, 2003: 189).


Karakteristik Komunikasi Massa:

  1. Komunikator Terlembagakan
Ciri Komunikasi Massa yang pertama adalah Komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik.

  1. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi Massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum.

  1. Komunikannya Anonim dan Heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi antarpesona, komunikator akan  mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti: nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunya.

  1. Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Kelebihan Komunikasi Massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.

  1. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2000: 99). Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu. Sementara Rakhmat (2003) menyebutnya sebagai proporsi unsur isi dan unsure hubungan.

  1. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga cirri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesona. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah.

  1. Stimulasi Alat Indra Terbatas
Ciri Komunikasi Massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya, adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Pada komunikasi antarpesona yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indra pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal.

  1. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect)
Komuponen Umpan Balik atau yang lebih popular dengan sebutan feed-back merupakan faktor penting dalam proses komunikasi antarpesona, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.
             
Umpan balik sebagai respons mempunyai volume yang tidka terbatas pada komunikasi antarpesona. Bila penulis memberikan kuliah pasa anda secara tatap muka, penulis akan memperhatikan bukan saja ucapan anda, tetapi juga kedipan mata, gerak bibir, posisi tubuh, intonasi suara, dan gerakan lainnya yang dapat penulis artikan. Semua symbol tersebut merupakan umpan balik yang penulis terima lewat seluruh alat indra penulis. Umpan Balik ini bersifat langsung (direct), atau segera (immediate). Seedangkan dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung (indirect) dan tertunda (delayed). Artinya, komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya.

3. Fungsi Komunikasi Massa:

                Fungsi Komunikasi Massa menurut Dominick (2001) terdiri dari:

1.                          Surveillance (pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama:
(a). warning or beware surveillance (pengawasan peringatan); (b). instrumental surveillance(pengawasan instrumental).

Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer.
               
Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.

2.             Interpretation (penafsiran)

Fungsi penafsiran hamper mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan.
               
Contoh nyata penafsiran media dapat dilihat pada halaman tajuk rencana (editorial) surat kabar. Penafsiran ini berbentuk komentar dan opini yang ditujukan pada khalayak pembaca, serta dilengkapi perspektif (sudut pandang) terhadap berita yang disajikan pada halaman lainnya.

3.             Linkage (pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage atau (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

4.             Transmission of Values (penyebaran nilai-nilai)

Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok.

5.             Entertainment (hiburan)

Sulit dibntah lagi bahwa pada kenyataannya hamper semua media menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan. Hamper tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan. Begitu pun radio siaran, siarannya banyak memuat acara hiburan. Memnag ada beberapa stasiun televisi dan radio siaran yang lebih mengutamakan tayangan berita. Demikian pula halnya dengan majalah. Tetapi, ada beberapa majalah yang lebih lebih mengutamakan berita seperti Time dan News week, Tempo dan Gatra.

Sementara itu, Effendy (1993) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum adalah:

1.                          Fungsi Informasi

Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi.

2.                          Fungsi Pendidikan

Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayak (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi dan artikel. Contohnya, dalam televisi swasta ada acara pendidikan bagi ibu dan balita yang dipandu oleh orang-orang yang berkompeten dalam bidang-bidang yang ada kaitannya dengan pendidikan anak-anak.

3.                          Fungsi Memengaruhi

Fungsi memengaruhi dari media massa secara implicit terdapat pada tajuk/editorial,features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar.

 Menurut Devito (1996) menyebutkan  fungsi komunikasi massa secara khusus, adalah:

1.                          Fungsi Meyakinkan (to persuade)
Fungsi Komunikasi Massa secara umum antara lain memberikan hiburan kepada khalayaknya. Namun ada fungsi yang tidak kalah penting dari media massa yaitu fungsi meyakinkan atau persuasi. Menurut Devito (1996), persuasi bisa datang dalam bentuk:
a. Mengukuhkan atau memperkuat sifat, kepercayaan atau nilai seseorang;
b. Mengubah sikap, kepercayaan atau nilkai seseorang;
c. Mengerakan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan
d. Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu.

2.                          Fungsi Mengerahkan Status

Penganugerahan Status (status conferral) terjadi apabila berita yang disebarluaskan melaporkan kegiatan individu-individu tertentu sehingga prestise (gengsi) mereka meningkat.

3.                          Fungsi Membius (narcotization)

Salah satu fungsi media massa yang pakling menarik dan paking banyak dilupakan adalh fungsi membiusnya (narcotization) ini berarti bahwa apabila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu harus diambil. Sebagai akibatnya, pemirssa atau penerima terbius kedalam keadaan pasif, seakan-akan berada dalam pengaruh narkotik (Devito, 1996).

4.                          Fungsi Menciptakan Rasa Kebersatuan

Fungsi Komunikasi Massa yang tidak banyak disadari oleh kita semua adalah kemam-puannya untuk membuat kita merasa menjadi anggota suatru kelompok. Sebagai contoh, seseorang yang sedang sendirian, ke-sepian dirumah yang besar, duduk diruang keluarga sambil minum teh dan menonton televisi.

5.                          Fungsi Privatisasi

Privatisasi adalh kecenderungan bagi seseorang untuk menarik diri dari sekelompok social dan mengucilkan diri kedaqlam dunianya sendiri. Beberapa ahli berpendapat bahwa berlimpahnya informasi yang dijejalkan kepada kita telah membuat kita merasa kekurangan laporan yang gencar tentang perang, inflasi, kejahatan, dan pe-ngangguran membuat sebagian orang merasa begitu putus asa sehingga mereka menarik diri kedalam dunia mereka sendiri.


4. Dampak Komunikasi Massa:

Media Massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Bukti sederhana terjadi pada seorang remaja laki-laki yang mengenakan topi seperti yang dipakai aktor dalam satu tayangan komedi ditelevisi. Anak-anak lainnya pun dengan segera meniru budayanya, sosial dan politik dipengaruhi oleh media (Agee, 2001).
               
Media membentuk opini public untuk membawanya pada perubahan yang signifikan. Kampanye nasional larangan merokok ditempat-tempat umum memiliki kekuatan pada pertengahan tahun 1990-an dengan membanjirnya berita-berita tentang bahaya merokok bagi kesehatan perokok pasif. Public pun mendukung Presiden Clinton yang mengemukakan isu nasional tahun 1995, yaitu diberlakukannya peraturan pemerintah federal tentang larangan merokok bagi anak remaja. Kampanye serupa tentang pencegaha penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)dilakukan melalui media massa disini secara instan media massa dapat membentuk kristalisasi opini publik untuk melakukan tindakan tertentu kadang-kadang kekuatan media massa hanya sampai ranah sikap (Agee, 2001: 24-25).

Dominick (2000) menyebutkan tentang dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi dan sikap orang-orang. Media massa, terutama televisi, yang menjadi agen sosilisasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan penting dalam transmisi sikap, persepsi dan kepercayaan.

Isi pesan komunikasi massa terutama adalah pikiran, ada kalanya juga perasaan, tetapi hanya merupakan faktor pengaruhnya saja. Lambang (symbol) umumnya adalah bahasa. Pentingnya bahasa sebagai lambang, oleh karena tanpa bahasa, pikiran sebagai isi pesan tidak mungkin dikomunikasikan.
Lambang utama pada media radio adalah bahasa lisan, pada surat kabar bahasa tulisan, pada film dan televisi adalah gambar. Pesan yang disiarkan media massa bersifat umum. Penataan pesan bergantung pada sifat media yang berbeda antara satu sama lainnya. Disini dimensi seni tampak berperan, dalam menata suatu pesan. Tanpa dimensi seni sebagai unsur penata pesan, tak mungkin media surat kabar, majalah, radio, televisi dan film dapat memikat perhatian dan memukau khalayak yang pada gilirannya mengubah sikap, pandangan dan perilaku.mereka.

Sumber: Buku Komunikasi Massa

6. KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


1. DEFINISI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

KAP adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004).

2. TUJUAN KOMUNIKASI

Komunikasi pada dasarnya bertujuan untuk menjelaskan “siapa”,mengatakan “apa”dengan “saluran apa”,”kepada siapa”,dan “dengan akibata atau hasil apa”.(who/say what?in which channel? To whom? With what effect?) (lasswell,1960).dan komunikasi juga bertujuan untuk menyampaikan informasi,gagasan,emosi,keahlian dan lain-lainnya melalui penggunaan symbol-simbol,seperti kata-kata,gambar-gambar,angka-angka,dll (berelson dan steiner,1964).

3. TUJUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SEBAGAI PROSES TRANSAKSIONAL

Komunikasi sebagai proses transaksional yaitu komunikasi yang pada dasarnya menuntut dua tindakan:member dan menerima.dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau proposional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi.apa yang kita terima,nilai besar kecilnya tergantung pada apa yang kita berikan.misalnya,dalam membeli suatu barang,lazimnya kualitas dan kuantitas suatu barang yang akan kita peroleh tergantug pada jumlah uang yang ada pada kita.prinsip ini juga berlaku bagi komunikasi.artinya seberapa besar tujuan yang kita harapkan dari tindakan komunikasi yang dilakukan,tergantung pada seberapa besar pula upaya yang kita lakukan untuk tindakan komunikasi tersebut.
Pengertian “transaksional” juga menunjuk pada suatu kondisi  bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh salah stu pihak,tetapi oleh kedua belah pihak yang terlibat dalamkomukasi.ini berarti bahwa komunikasi akan berhasil apabila kedua belah pihak yang terlibat mempunyai kesepakatan tentang hal-hal yang dikomunikasikan.

4. EFEKTIVITAS KOMUNITAS ANTAR PRIBADI

KAP merupakan komunikasi paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilakuseseorang. Menurut Kumar (2000: 121-122), lima ciri efektifitas KAP sebagai berikut:

  1. Keterbukaan (openess).
  2. Empati (empathy).
  3. Dukungan (supportiveness).
  4. Rasa positif (positiveness).
  5. Kesetaraan (equality).

Feedback yang diperoleh dalam KAP berupa feedback positif, negatif dan netral. Prinsip mendasar dalam komunikasi manusia berupa penerusan gagasan.
David Berlo (1997:172) mengembangkan konsep empati menjadi teori komunikasi. Empat tingkat ketergantungan komunikasi adalah:
Peserta komunikasi memilih pasangan sesuai dirinya.
Tanggapan yang diharapkan berupa umpan balik.
Individu mempunyai kemampuan untuk menanggapi, mengantisipasi bagaimana meresponinformasi, serta mengembangkan harapan-harapan tingkah laku partisipan komunikasi.
Terjadi pergantian peran untuk mencapai kesamaan pengalaman dalam perilaku empati.
Berlo membagi teori empati menjadi dua:

  1. Teori Penyimpulan (inference theory), orang dapat mengamati atau mengidentifikasi perilakunya sendiri.

  1. Teori Pengambilan Peran (role taking theory), seseorang harus lebih dulu mengenal dan mengerti perilaku orang lain.


  1. Kelayakan (decentering).
  2. Pengambilan peran (role taking).
  3. Empati komuniksi (empathic communication).
  4. Kelayakan (decentering)

Bagaimana individu memusatkan perhatian kepada orang lain dan mempertimbangkan apa yang dipikirkan dan dikatakan orang lain tersebut.
Pengambilan peran (role taking)
Mengidentifikasikan orang lain ke dalam dirinya, menyentuh kesadaran diri melalui orang lain. Tingkatan dalam pengambilan peran:

  1. Tingkatan budaya (cultural level), mendasarkan keseluruhan karakteristik dari norma dan nilai masyarakat.

  1. Tingkatan sosiologis (sociological level), mendasarkan pada asumsi sebagian kelompokbudaya.

  1. Tingkatan psikologis (psycological level), mendasarkan pada apa yang dialami oleh individu.

Empati komunikasi meliputi penyampaian perasaan, kejadian, persepsi atau proses yang menyatakan tidak langsung perubahan sikap/perilaku penerima.
Blumer mengembangkan pemikiran Mead melalui pokok pikiran interaksionisme simbolik yaitu “Manusia bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna (meaning) yang dipunyai objek tersebut bagi dirinya.

Febrina. 2008. Pengertian KIP/K (Komunikasi Inter Personal/ Konseling). diposting tanggal 8 Februari: 19.41 WIB.
Prakosa, A. 2007. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi. diposting Jumat, 7 Desember: 20.06 WIB.
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo.

5. KOMUNIKASI NON VERBAL


1. DEFINISI  DAN BATASAN UMUM KOMUNIKASI NONVERBAL

definisi komunikasi nonverbal :       

komunikasi nonverbal adalah tindakan-tindakan manusia yang secara sengaja dikirimkan dan di interprestasikan seperti tujuannya dan memiliki potensi akan adanya umpan balik dari yang menerimanya.


Batasan umum komunikasi nonverbal :

1.      Komunikasi nonverbal berada dalam konteks
suatu perilaku non verbal yang sama mungkin akan mempunyai makna yag berbeda, ketika ia muncul dalam konteks yang berbeda .

2.      Perilaku nonverbal adalah perilaku yang normal .
berbagai bentuk perilaku nonverbal seperti gerak, mimik wajah, gerakan-gerakan tubuh, gerak otot, berkeringat, menguap dan wajah mmerah terjadi sebagai bentuk-bentuk perilaku yang normal.

3.      Tindakan-tindakan nonverbal saling terintegrasi
seluruh bagian dari tubuh secara normal bekerja sama-sama mengkomunikasikan makna-makna tertentu.

4.      Pesan verbal dan tindakan nonverbal saling terintegrasi
Didaalam suatu pesan komunikasi, perilaku nonverbal saling terkait dengan pesan-pesan verbal yang menyertainya .

5.      Pesan komunikasi nonverbal bermakna rangkap
perilaku nonverbal dapat bermakna rangkap dan karenanya bersifat kontraktif .

6.      Perilaku nonverbal selalu dikomunikasikan
semua gerakan yang kita lakukan dalam hubungannya dengan orang lain selalu dikomunikasika, diterima dan diinterprestasikan.

7.      Komunikasi nonverbal berada dalam suatu aturan
di dalam komunikasi nonverbal atau bahasa , terdapat aturan-aturan yang mudah dikenal. seperti intonasi, makna, struktur bahasa, dan hubungan-hubungan kalimat.

8.      Komunikasi nonverbal sangat menentukan
pada dasarnya semua pesan didorong oleh hal-hal tertentu .

9.      Perilaku nonverbal sangat terpercaya
kita akan cepat terpercaya terhadap perilaku nonverbal apabila perilaku ini bertolak belakang dengan pesan yang mngikutinya .

10.  Perilaku nonverbal adalah metakomunikasi
metakomunikasi adalah komunikasi yang berkaitan dengan komunikasi-komunikasi lainnya .

2. PERBEDAAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL

Bahwa antara komunikasi verbal dan nonverbal merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dalam arti. Kedua bahasa tersebut bekerja bersama-sama untuk menciptakan suatu makna. Namun, keduanya juga memiliki perbedan-perbedaan. Dalam pemikiran Don Stacks dan kawan-kawan, ada tiga yaitu :

Kesengajaan(intentinolity):
Satu perbedaan utama antara komunikasi verbal dan nonverbal adalah prsepsi
mengenai niat (intent) pada umumnya niat ini menjadi lebih penting ketika kita
membicarakan lambang atau kode verbal > Michael Burgoon dan Michael Ruffner
menegaskan bahwa sebuah pesan verbal adalah komunikasi kalu pesan tersebut :
a.       dikirimkan oleh sumber dengan sengaja dan
b.      diterima oleh penerima secara sengaja pula

Perbedaan –perbedaan simbolik (symbolic differences):
Kadang – kadang niat atau intent ini dapat dipahami karena beberapa damapak
simbolik dari komunikasi kita. Misalnya, pemakai pakain dengan warna atai model
tertentu, mungkin akan dipahami sebagai suatu ‘pesan’ oleh orang lain (misalnya berpakain hitam dengan warna hitam akan diberi makna sebagai ungkapan ikut berduka cita).

Mehabarian menjelaskan bahwa komunikasi verbal dipandang lebih eksplisit dibanding bahasan nonverbal yang bersifat implisit. Artinya, isyarat-isyarat verbal dapat didefinisikan melalui sebuah kamus yang eksplisit dan lewat aturan sintaksis (kalimat) namun hanya ada penjelasan yang samar samar dan informal mengenai signifikasi beragam perilaku nonverbal.

Komunikasi verbal lebih spesifik dari bahasa nonverbal, dalam arti ia dapat dipakai untuk membedakan hal-hal yang sama dalam sebuah cara yang berubah ubah, sedangkan bahasa nonverbal lebih mengarah kepada reaksi reaksi alami seperti persaan atau emosi

Mekanisme pemrosesan (processing mechanism):
Perbedaan ketiga antara komunikasi verbal dan nonverbal berkaitan dengan bagaimana kita memproses informasi. Semua informasi termasuk komunikasi diproses melalui otak, kemudian otak kita menafsirkan informasi ini lewat pikiran yang berfungsi mengendalikan perilaku perilaku fisiologis (refleks) dan sosiologi (perilaku yang dipelajari dan perilaku social).
Aturan – aturan yang ada ketika kita berkomunikasi secra nonverbal adalah lebih sederhana dibanding komunikasi verbal yang mempersyaratkan aturan – aturan tata bahasa dan sintaksi . komunikasi nonverbal secara tipikal diekspresikan pada saat tindak komunikasi berlangsung .

3. JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL DAN FUNGSINYA

Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata  dan komunikasi non verbal memberikan arti  pada komunikasi verbal.
Yang termasuk komunikasi non verbal :
   
  1. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.

  1. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi  atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan  bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata  juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya

  1. Sentuhan  adalah bentuk komunikasi personal  mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan  seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang  atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.

  1. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.

  1. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan  juga salah satu ungkapan  perasaan  dan pikiran  seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi  non verbal lainnya  sampai desis  atau suara  dapat menjadi pesan yang sangat  jelas.

  1. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi  seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan  selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan  stress  bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.

Fungsi Komunikasi  Nonverbal:

v     Emblem : Gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan denga simbol verbal. Misalnya kedipan mata dapat mengatakan “saya tidak sungguh-sungguh“.

v     Ilustrator        : Pandangan yang selalu menatap kebawah dapat menunjukkan depresi/kesedihan.

v     Regulator       : Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka.
Memalingkan muka menandakan ketidaksediaan untuk berkomunikasi.

v     Penyesuaian  : Kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam tekanan, itu merupakan respons tidak disadari yang merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan yang ada pada diri seseorang.

v     Affect Display: Pembesaran manik mata (pupil dilation) menunjukkan peningkatan isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut, atau senang.


4. INFORMASI PESAN DAN MAKNA


1. Konsep teori informasi
     
Komunikasi sekarang telah memiliki beberapa macam konsep dan teori yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Komunikasi juga semakin berkembang seiring berkembangnya teknologi informasi yang memakai komunikasi sebagai fokus kajiannya.
teori komunikasi klasik menurut Shannon dan Weaver, teori yaitu matematis atau informasi yang berkembang setelah perang dunia II . Teori yang termasuk ke dalam tradisi sibernetik ini mengkaji bagaimana mengirim sejumlah informasi yang maksimum melalui saluran yang ada.
Tentunya teori ini memiliki kelebihan dan kelemahan jika dibandingkan dengan teori-teori lainnya. Apakah teori ini masih relevan atau justru sudah tidak dapat disentuh sama sekali. Namun, kita tidak bisa menafikkan kontribusi Shannon dan Weaver dalam memberikan inspirasi ahli-ahli komunikasi berikutnya yang terus mengembangkan teorinya seperti Gerbner, Newcomb, Westley dan MacLean, dan lain-lain.
Teori Informasi atau Matematis
1. Konteks Sejarah
Salah satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver. 1949 b), Mathematical Theory of Communication.
Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya (encoding dan decoding). Titik perhatiannya terletak pada akurasi dan efisiensi proses. Proses yang dimaksud adalah komunikasi seorang pribadi yang bagaimana ia mempengaruhi tingkah laku atau state of mind pribadi yang lain. Jika efek yang ditimbulkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan komunikasi. Ia melihat ke tahap-tahap dalam komunikasi tersebut untuk mengetahui di mana letak kegagalannya. Selain itu, mazhab proses juga cenderung mempergunakan ilmu-ilmu sosial, terutama psikologi dan sosiologi, dan cenderung memusatkan dirinya pada tindakan komunikasi.
Teori informasi juga dapat menitikberatkan titik perhatiannya pada sejumlah sinyal yang lewat melalui saluran atau media dalam proses komunikasi.Konsep dasar dalam teori informasi adalah entropi dan redundansi-konsep yang dipinjam dari thermodynamics. Kedua konsep ini saling mempengaruhi dan bersifat sebab akibat (kausatif). Di mana entropi akan sangat berpengaruh terhadap redundansi yang timbul dalam proses komunikasi.
Entropi
Entropi adalah konsep keacakan, di mana terdapat suatu keadaan yang tidak dapat dipastikan kemungkinannya. Entropi timbul jika prediktabilitas/kemungkinan rendah (low predictable) dan informasi yang ada tinggi (high information).
(prediktabilitas). Informasi adalah sebuah ukuran ketidakpastian, atau entropi, dalam sebuah situasi. Semakin besar ketidakpastian, semakin besar informasi yang tersedia dalam proses komunikasi. Ketika sebuah situasi atau keadaan secara lengkap dapat dipastikan kemungkinannya atau dapat diprediksikan-highly predictable, maka informasi tidak ada sama sekali. Kondisi inilah yang disebut dengan negentropy.
Redundansi
Konsep kedua yang merupakan kebalikan dari entropi adalah redundansi. Redudansi adalah sesuatu yang bisa diramalkan atau diprediksikan (predictable). Karena prediktabilitasnya tinggi (high predictable), maka informasi pun rendah (low information). Fungsi dari redundan dalam komunikasi menurut Shannon dan Weaver ada dua, yaitu yang berkaitan dengan masalah teknis dan yang berkaitan dengan perluasan konsep redundan itu sendiri ke dalam dimensi sosial.
Contoh dari fungsi redundansi misalnya pada pemaknaan seni populer (popular art) yang lebih redundan dari pada seni bercita rasa tinggi (highbrow art). Hal ini dikarenakan seni populer lebih mudah untuk dicerna dan dipahami oleh banyak khalayak dari pada seni bercita rasa tinggi di mana khalayak yang mengerti hanya beberapa golongan elit saja.

2. PESAN DAN MAKNA

Pesan(message) adalah informasi yang di komunikasikan kepada orang lain atau
khalayak dari isi komunikasi yang memiliki nilai yang disampaikna oleh seseorang komunikator,pesan juga bersipat menghibur,informatif,edukatif,persuasif dan juga bersipat propaganda,menurut  Dr.Turnomo Rahadjo  pesan dan makna yaitu Communication may have intentional and unintentional effects “apa yang kita katakana dan lakukan tidak selalu dimaknain oranglain seperti yang kita kehendaki.setiap orang memiliki otonomi (free will)dalam memaknai suatu realitas.moralitas dari hal tersebut:jangan pernah menyatakan diri paling benar karena kalau demikian akan menimbulkan polarized.

3. MASALAH BAHASA DALAM KOMUNIKASI

Bahasa dalam komunikasi dalam penelitian ini merupakan salah satu faktor yang menjadi penentu terhadap tinggi atau rendahnya partisipasi masyarakat. Desa Wonogoro merupakan salah satu desa yang komunikasi masyarakatnya adalah menggunakan bahasa Jawa dimana mayoritas masyarakat sekelilingnya adalah masyarakat yang berbahasa madura. Sedangkan yang dimaksud dengan bahasa dalam komunikasi adalah adanya penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa oleh Kepala desa dalam penyampaian berbagai informasi pembangunan, dengan latar belakang pendidikan yang relatif cukup rendah sehingga kadang tidak mengerti dengan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang wajib untuk digunakan, sehingga komunikasi yang digunakan adalah menggunakan bahasa Jawa dan juga bahasa Indonesia.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh dalam komunikasi kepemimpinan Kepala Desa antara yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa terhadap partisipasi masyarakat desa Wonogoro Kec. Lumbang Kab. Probolinggo.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori “The Conditions of Success in Communications” ( kondisi sukses dalam komunikasi ) yang berkaitan dengan komunikasi tatap muka yang dianggap sangat penting digunakan oleh komunikator (Kepala desa) dalam menyampaikan informasi sehingga dapat diterima dan dipahami oleh komunikan (masyarakat).
Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan 2 variabel yaitu bahasa dalam komunikasi (variabel X) dan partisipasi masyarakat (variabel Y).
Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah masyarakat desa Wonogoro yang berjenis kelamin laki-laki, usia antara 30 sampai 70 tahun. Sedangkan sampel yang digunakan yaitu teknik Cluster Random Sampling. Untuk menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan perhitungan sampel menurut Winarno Surakhmad dimana disebutkan apabila sampel berjumlah diatas 100 orang maka diambil 25 % nya. Jadi 325 X 25 % = 81,25, sehingga menjadi 82 orang.
Sedangkan tehnik pengumpulan datanya menggunakan angket, observasi dan dokumentasi sebagai pelengkap data.
Data yang diperoleh akan dihitung secara statistik dengan menggunakan rumus Analisis Regresi linier sederhana dan Analisis Korelasi Product Moment.
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh F hitung sebesar 21, 972 dan F tabel pada taraf signifikan 5 % menunjukkan nilai sebesar 3,96. Maka hipotesa penelitian ini diterima (HI) dan (HO) ditolak. Besarnya pengaruh yang terjadi diketahui dengan melihat nilai koefisien determinasi sebesar 0,464. Selanjutnya nilai koefisien determinasi dikalikan 100 %, sehingga dapat diketahui kalau pengaruh bahasa dalam komunikasi terhadap partisipasi masyarakat adalah 21,5%.

Daftar pustaka:
Milke Tri Hartanti Dept. of Communication Science
Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Effendy, Onong Uchjana. (1992). Spektrum Komunikasi. Bandung: Penerbit Mandar Maju
Fiske, John. (1999). Introduction To Communication Studies. 2nd Edition. London: Guernsey Press Co Ltd
Griffin, EM. (2003). A First Look at Communication Theory, 5th Edition. USA: McGraw-Hill
Littlejohn, Stephen W. (2002). Theories of Human Communication. USA: Wadsworth Group
Miller, Katherine. (2002). Communication Theories: Perspectives, Processes, and Contexts. USA: McGraw Hill
Mulyana, Deddy. (2003). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Susanto, Astrid. S. (1977). Komunikasi Kontemporer. Jakarta: Penerbit Binaciptahttp://jurusankomunikasi.blogspot.com
Milke Tri Hartanti Dept. of Communication Science,
Dr.Turnom

3. MODEL-MODEL KOMUNIKASI


1. PENGERTIAN DAN FUNGSI MODEL


Pengertian Model : Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Definisi lain dari model adalah abstraksi dari sistem sebenarnya, dalam gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat prosentase yang bersifat menyeluruh, atau model adalah abstraksi dari realitas dengan hanya memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan sebenarnya. Model Komunikasi adalah pola yang digunakan dalam proses komunikasi.
Gordon Wiseman dan Larry Barker, mengemukakan bahwa model kamunikasi mempunyai tiga fungsi :
1. Melukiskan proses komunikasi
2. Menunjukkan hubungan visual
3. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi. 


2. MODEL DASAR KOMUNIKASI

Model dasar komunikasi :  

  1. Model S – R
Model stimulus – respons (S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi behavioristik. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses “aksi-reaksi” yang sangat sederhana. Jadi model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat nonverbal, gambar dan tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Pertukaran informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek dan setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi.

Contoh : Anda menyukai seseorang, lalu anda melihat dan memperhatikan wajahnya sambil senyum-senyum. Ternyata orang tersebut malah menutup wajahnya dengan buku atau malah teriak “apa liat-liat, nantang ya?” lalu anda kecewa dan dalam pikiran anda merasa cintanya bertepuk sebelah tangan dan anda ingin bunuh dia.   

  1. Model Aristoteles
Model ini adalah model komunikasi yang paling klasik, yang sering juga disebut model retoris. Model ini sering disebut sebagai seni berpidato. Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa anda (etos-kererpercayaan anda), argumen anda (logos-logika dalam emosi khalayak). Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan peran dalam menentukan efek persuatif suatu pidato meliputi isi pidato, susunannya, dan cara penyampainnya.
Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai fenomena yang statis.
 

  1. Model Lasswell
Model ini berupa ungkapan verbal, yaitu :
1.Who
2.Says What
3.In Which Channel
4.To Whom
5.With What Effect

Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi yaitu :

1. Pengawasan Lingkungan – yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan.
2. Korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan,
3. Transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.

Akan tetapi model ini dikritik karena model ini mengisyaratkan kehadiran komunikator dan pesan yang bertujuan. Model ini juga terlalu menyederhanakan masalah.
 

  1. Model Shannon dan Weaver
Model yang sering disebut model matematis atau model teori informasi. Model itu melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menyiptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerima.

Konsep penting Shannon dan Weaver adalah :

Gangguan (noise), Setiap rangsangan tambahan dan tidak dikendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.
Konsep lain yang ikut andil adalah entropi dan redundasi serta keseimbangan yang diperlukan diantara keduanya untuk menghasilkan komunikasi yang efisien dan dapat mengatasi gangguan dalam saluran. Sayangnya, model ini juga memberikan gambaran yang parsial, komunikasi dipandang sebagai fenomena satu arah.


  1. Model Newcomb
Komunikasi adalah suatu cara yang lazim dan efektif yang memungkinkan orang orang mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Ini adalah model tindakan komunikatif dua orang yang disengaja.
Model ini mengisyaratkan bahwa setiap sistem ditandai oleh suatu keseimbangan atau simetri,karena ketidakkeseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan keseimbangan.


  1. Model Westley dan Maclean
Menurut pakar ini, perbedaan dalam umpan balik inilah yang membedakan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa. Umpan balik dari penerima bersifat segera dalam komunikasi antarpribadi, dalam komunikasi massa bersifat minimal atau tertunda. Sumber dalam komunikasi antar pribadi dapat langsung memanfaatkan umpan balik dari penerima sedangkan dalam komunikasi massa sumber misalnya penceramah agama, calon presiden yang berdebat dalam rangka kampanye politik.

Konsep pentingnya adalah Umpan balik, Perbedaan dan kemiripan komunikasi antarpribadidengan komunikasi massa. Pesan ini juga membedakan pesan yang bertujuan dan pesan yang tidak bertujuan.


  1. Model Gerbner
Model verbal Gerbner adalah :

1. Seseorang ( sumber, komunikator )
2. Mempersepsi suatu kejadian
3. Dan bereaksi
4. Dalam suatu situasi
5. Melalui suatu alat
6. Untuk menyediakan materi
7. Dalam suatu bentuk
8. Dan konteks
9. Yang mengandung isi
10. Yang mempunyai suatu konsekuensi


  1. Model Berlo

Menurut model Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh faktor :

1. Keterampilan komunikasi
2. Sikap
3. Pengetahuan
4. Sistem sosial
5. Budaya

Salah satu kelebihan model ini adalah model ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi massa, namun juga komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model ini bersifat heuristik (merangsang penelitian).


  1. Model DeFleur
Source dan Transmitter adalah dua fase yang berbeda yang dilakukan seseorang, fungsi receiver dalam model ini adalah menerima informasi dan menyandi baliknya mengubah peristiwa fisik informasi menjadi pesan.
Menurut DeFleur komunikasi adalah terjadi lewat suatu operasi perangkat komponen dalam suatu sistem teoretis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme diantara respons internal terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima.


  1. Model Tubbs
Pesan dalam model ini dapat berupa pesan verbal, juga non verbal, bisa disengaja ataupun tidak disengaja. Salurannya adalah alat indera, terutama pendengaran, penglihatan dan perabaan.
Gangguan dalam model ini ada 2, gangguan teknis dan gangguan semantik. Gangguan teknis adalah faktor yang menyebabkan si penerima merasakan suatu perubahan dalam informasi atau rangsangan yang tiba, misalnya kegaduhan. Ganguan semiatik adalah pemberian makna yang berbeda atas lambang yang disampaikan pengirim.


  1. Model Gudykunst dan Kim
Merupakan model antar budaya, yakni komunikasi antara budaya yang berlainan, atau komunikasi dengan orang asing.

Menurut Gudykunst dan Kim, penyandian pesan dan penyandian balik pesan merupakan suatu proses interaktif yang dipengaruhi oleh filter-filter konseptual yang dikategprikan menjadi faktor-faktor budaya, sosial budaya, psikobudaya, dan faktor lingkungan.


  1. Model Interaksional
Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui apa yang disebut pengambilan peran orang lain. Diri berkembang lewat interaksi dengan orang lain, dimulai dengan orang terdekatnya seperti keluarga dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan dan terus berlanjut hingga kelingkungan luas dalam suatu tahap yang disebut tahap pertandingan.

3. MODEL-MODEL PENGARUH KOMUNIKASI 

  1. Model-model pengaruh komunikasi adalah gambaran tentang pengaruh penyebaran pesan melalui media massa terhadap khalayak. Menurut model S-O-R, dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari stimulus tertentu yang diterimanya. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi tergantung pada isi dan penyajian stimulus. 

  1. Model komunikasi dari Comstock secara khusus menggambarkan pengaruh TV terhadap tingkah laku penontonnya. Diasumsikan bahwa, TV dapat disejajarkan dengan pengalaman, tindakan atau observasi perorangan yang dapat menimbulkan konsekuensi terhadap pemahaman ataupun tingkah laku seseorang.


  1. Model komunikasi dua tahap yang dikemukakan Katz dan Lazarsfeld, memberikan gambaran tentang proses pengaruh media massa terhadap khalayak tidak terjadi secara langsung, tetapi melalui perantara yakni para pemuka pendapat (opinion leaders). Dengan demikian prosesnya mencakup dua tahap. Tahap pertama, dari media massa ke pemuka pendapat. Tahap kedua, dari pemuka pendapat ke orang-orang sekitarnya yang menjadi para pengikutnya.

  1. Model spiral keheningan yang dikemukakan Noelle-Neumann, juga menggambarkan tentang pengaruh media massa. Diasumsikan bahwa semakin dominan pendapat mayoritas dikemukakan dalam media massa, semakin menghilang atau hening suara-suara pendapat yang menentang.

sumber : http://pepyteknokra.wordpress.com/2010/01/10/model-komunikasi/  , http://jurusankomunikasi.blogspot.com/2009/03/model-komunikasi-menurut-para-ahli.html